Thursday 9 July 2015

Keadilan Allah utk Satu Orang Penggembala

Keadilan Allah utk Satu Orang Penggembala

Satu Orang pemuda yg tetap bujang terlihat demikian kelelahan & kehausan. Sehingga selagi tiba di disuatu oase yg bening airnya dgn tanaman rindang disekelilingnya, Penunggang dr rochelle skin expert Kuda itu menghentikan kudanya & turun ditempat tersebut. Beliau berbaring, dulu meletakkan suatu bungkusan disampingnya.

Matahari amat terik, tetapi disitu amat sangat teduh, maka tidak dengan sengaja dirinya tertidur pulas sesudah memuaskan dahaganya bersama meminum air bening di oase tadi.

Diwaktu dia terjaga, matahari mulai sejak cenderung. Dia sedang menguber kala dikarenakan ibunya sakit keras. Tampaknya dia anak satu orang yg tajir raya, kelihatan dari pakaiannya yg mewah & kudanya yg mahal. Bersama tergesa-gesa dirinya melompat ke punggung kuda & bungkusannya tertinggal sebab beliau cuma berpikir buat cepat tiba dirumah menunggui ibunya yg sedang sekarat. Bapaknya telah wafat dibunuh orang sekian banyak th yg dulu.

Tak lama sesudah dirinya meninggalkan ruang tersebut, satu orang penggembala melalui ditempat tersebut. dirinya terkesima menonton ada suatu bungkusan kain tergeletak di bawah pohon. Diambilnya bungkusan itu, dulu dibawanya pulang kegubuknya yg tidak baik.

Alangkah gembiranya hati si anak gembala tersebut selagi menonton bungkusan tersebut nyata-nyatanya isinya emas & perak yg amat bernilai. Dirinya yatim piatu & tetap mungil maka penemuan itu di anggapnya adalah hadiah baginya.

Tidak berapa lama, seseorang kakek yg telah bungkuk terjadi terseok-seok lewat oase tadi. Sebab kelelahan dia beristirahat dibawah pohon yg rimbun. Belum pernah beliau

melepas lelah, anak bujang penunggang kuda yg tertidur pada awal mulanya di bawah pohon tadi datang hendak membawa bungkusan yg tertinggal.

Selama dirinya hingga, alangkah terkejutnya pemuda tersebut menyaksikan bahwa dipohon tersebut tak lagi menemukan bungkusan kain. Yg tampak hanyalah seseorang kakek. Sehingga

pemuda itu bersama nada keras tanya terhadap si kakek, "Mana bungkusan yg tadi disini ?"

"Saya tak tahu," jawab kakek bersama gemetar.

"Jangan bohong !" bentak si Pemuda.

"Sungguh, diwaktu aku tiba disini, tak ada apa-apa kecuali kotoran kambing". jawab si kakek.

"Kurang ajar ! Anda ingin mempermainkan saya ? Tentu engkau yg membawa bungkusanku & menyembunyikan di sebuah area.. Ayo kembalikan !"

"Bungkusan itu baru kuambil dari sohib ayahku yang merupakan warisan yg sudah dititipkan ayahku kepadanya utk diserahkan kepadaku jika saya telah dewasa, ialah waktu ini

ini. Kembalikan !" lanjut si Pemuda

"Sumpah tuan, aku tak tahu," sahut kakek tersebut semakin ketakutan.

"Kurang ajar ! Bohong ! Ayo serahkan kembali. Kalau tak ,tahu rasa nanti" hardik Pemuda tadi.

Dikarenakan kakek itu tak tahu apa-apa, sehingga dia konsisten bersikeras tak menyaksikan bungkusan tersebut. Si Pemuda tak mampu sanggup mengendalikan kemarahannya lagi. Dicabutnya

pedang pendek dari pinggangnya & hasilnya kakek tadi di bunuhnya. Sesudah itu beliau mencari kesana-kemari mencari bungkusan yg beliau tinggalkan. Bakal namun tak ditemukan. Sesudah itu dia naik ke punggung kuda & memacunya ke rumahnya bersama perasaan beram & kecewa.

Kabar ini ditanyakan pada Nabi Musa oleh salah satu orang muridnya. "Wahai Nabiyullah, bukankah narasi tersebut justru menunjukan ketidak adilan Allah ?"

"Maksudmu ?" bertanya Nabi Musa.

"Kakek itu tak berdosa tapi menanggung malapetaka yg tak layak diterimanya. Sedangkan si anak gembala yg mengantungi harta tadi malah bebas tak mendapati balasan yg setimpal".

"Menurutmu Tuhan tak adil ?" ujar Nabi Musa terbelalak.

"Masya Allah. Dengarkan baik-baik latar belakang ceritanya". Setelah Itu Nabi Musa serta bercerita.

"Ketahuilah, dulu ada satu orang petani hartawan dirampok seluruhnya perhiasan harta benda miliknya oleh dua orang bandit yg kejam. sesudah sukses merampok, harta itu dibagi dua oleh perampok tersebut. Dalam pembagian harta rampokan tersebut berjalan kecurangan oleh salah satu orang bandit yg tamak maka harta rampokkan tersebut dikuasainya sendiri sesudah membunuh kawannya. Bandit yg tamak itu merupakan kakek yg di bunuh oleh pemuda tadi. Sedangkan bandit yg dibunuh oleh kakek itu ialah ayah dari pemuda yg membunuh kakek tadi. Disini berarti nyawa di bayar nyawa. Sedangkan petani yg hartawan itu merupakan ayah dari si pemuda gembala tadi yg membawa bungkusan kain tadi. Itulah keadilan Tuhan. Harta ketajiran sudah kembali pada yg mempunyai wewenang & kriminal dua bandit tadi sudah meraih balasan yg setimpal. Biarpun peristiwanya tak terjadi pas terhadap masanya".

Refleksi Hikmah :

Marilah kita menyaksikan sejenak ke belakang. Ke musim dulu. Apakah kita sempat melaksanakan suatu kesalahan ? Minta maaf lah. & carilah ridho dari orang yg sempat kita dzalimi. Bisa Jadi bukan kita yg bakal merasakan efek tidak baik kesalahan kita. mungkin anak kita maupun cucu cucu kita.

Apapun yg telah kita melakukan entah itu yaitu satu buah kebaikan maupun suatu keburukan. Tentu dapat ada balasan yg setimpal bagi para pelakunya.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive